Semarang, Kudusnews.id – Persediaan pakan satwa di Semarang Zoo semakin menipis. Kondisi tersebut membuat pengelola Semarang Zoo sedang berupaya mengumpulkan donasi dari masyarakat untuk membeli pakan satwa.
Direktur Utama Semarang Zoo, Choirul Awaludin menyampaikan, selama hampir dua tahun terakhir pihaknya sulit mengatur alokasi anggaran untuk pakan satwa.
“Untuk mengatasi masalah itu, kita mesti menggalang donasi untuk memberi makan hewan. Saat ini sudah kami terima beberapa kilo sampai ton-tonan pakan hewan. Bahkan ada yang memberi donasi uang Rp 6 juta, langsung kami belikan pakan,” katanya, Kamis (2/9/2021).
Menurutnya, biaya pakan paling tinggi adalah untuk harimau, gajah, dan unta. Di sisi lain tidak ada pemasukan tiket yang stabil dari pengunjung akibat adanya kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang terus diperpanjang.
“Dalam sehari minimal tiga kilo daging untuk satu harimau, sementara jumlahnya 11 ekor. Kurang lebih kita keluarkan uang sekitar Rp 6 juta per hari. Sementara itu masih ada kebutuhan pakan gajah dan unta. Sampai kita kurangi gaji karyawan dengan jam kerja yang disesuaikan,” jelasnya.
Setiap bulannya, lanjut Choirul Awaludin, Semarang Zoo mengeluarkan anggaran Rp 180 juta untuk membeli pakan. Sebagai perusahaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), pihaknya mengaku kesulitan finansial akibat lamanya terdampak pandemi.
Lebih lanjut, Ia menuturkan satwa yang ada di Semarang Zoo mayoritas merupakan satwa yang dilindungi. Oleh karena itu, kondisi hewan betul-betul diperhatikan.
“Untuk mengurus hewan di sini memang tinggi. Rata-rata sebulan kita keluarkan biaya Rp 180 juta. Kita tetap perhatikan satwa meskipun keuangan semakin menipis. Kita gak berani mengurangi pakan, soalnya kebun binatang isinya kan satwa yang dilindungi. Misal satu harimau butuh 3 kilo/hari, ya kita gak berani ngutak-ngatik,” terangnya.
Kendati demikian Ia mengungkapkan, koleksi hewan di Semarang Zoo kini tidak ada yang sedang sakit. Tenaga medis masih rutin mengecek kesehatan sejumlah satwa yang ada.
“Semuanya masih sehat-sehat saja. Malahan cuaca seperti ini banyak yang melahirkan anak terutama rusa. Sekarang harimau juga sedang musim kawin. Kalau yang sakit biasanya pas pergantian cuaca,” ujarnya. (Sukri-03)