23.4 C
Kudus
26 September 2023
spot_img

Sekolah Lapangan Dari Dinpertan, Wadah Bertukar Pengalaman Baru Bagi Petani Tembakau di Demak

Demak, Kudusnews.id – Sebagai upaya meningkatkan kualitas tembakau pada budidaya tanaman, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Demak memfasilitasi petani sekolah lapangan setiap tahunnya.

Plt Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Demak Heri Wuryanta mengatakan, sekolah lapangan tersebut meliputi budidaya, pengamatan penyakit, diskusi, dan lainnya.

Masing-masing kelompok mencatat persoalan di lapangan yang nantinya akan dipersentasikan dan dipandu oleh petugas.

“Pengamatan dulu, baru setelah pengamatan nanti kumpul diskusi langsung dicatat di sebuah kertas. Lalu persentasi setiap kelompok, satu desa itu kan dibuat empat kelompok, nanti diamati sendiri-sendiri, terus dipaparkan lalu diskusi,” terang Heri, Minggu (29/8/2021).

Proses sekolah lapangan bagi petani tembakau oleh Dinpertan dan Pangan Demak. (Foto : dok)
Proses sekolah lapangan bagi petani tembakau oleh Dinpertan dan Pangan Demak. (Foto : dok)

Ia menyebut, Dinpertan dan Pangan Demak setiap tahun mengadakan pelatihan sekolah lapangan bagi petani. Hal tersebut dapat menambah wawasan petani lantaran bisa berbagai pengalaman terbaik antar petani tembakau.

“Tahun ini 6 kelompok tani, kelompok tani kan banyak, tahun kemarin 6, setiap tahun pasti ada. 5 kali pertemuan,” imbuhnya.

Heri menjelaskan, bentuk peningkatan kualitas mutu tembakau pada petani yakni melalui pelatihan sekolah lapang pengendalian hama terpadu (SLPHT). Pelatihan tersebut merupakan salah satu bentuk realisasi Pemda melalui anggaran Pemerintah Pusat berupa dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT).

“Support kami kepada petani memang perbaikan mutu. Jadi pemerintah pusat memberikan anggaran namanya dana bagi hasil, DBHCHT, dana bagi hasil cukai hasil tembakau. Itu dari penjualan pita pita rokok, itu masuk pajak luar biasa dan itu dikembalikan ke Pemda dalam bentuk DBHCHT. Di Dinpertan digunakan untuk peningkatan bahan baku dan penyediaan fasilitas sarana dan prasarana. Peningkatan bahan baku bisa dengan sekolah lapangan SLBHT,” ujar Heri.

Ia menambahkan, kualitas tembakau terdapat pada rasa, warna, sentuhan. Jika terjadi hujan, maka petani tidak bisa menjemur dan mempengaruhi kualitas. Akibatnya harga tembakau akan turun.

Ia menyebut, harga tembakau rajangan minggu ini sekitar Rp 21.000 – Rp 25.000 perkilogram. Sementara harga tembakau daun basah sekitar Rp 2.500 perkilogram.

“Makanya petani tidak menjual secara daun basah karena harganya itu kurang. Jadi dirajang halus dikeringkan. Itu harga ideal per minggu ini, tapi nanti kalau ada hujan turun lagi. Masalahnya kalau hujan tidak bisa jemur, harganya langsung turun,” tuturnya.

Heri menambahkan, terdapat tiga kecamatan di Kabupaten Demak yang menanam tembakau. Yakni Kecamatan Mranggen, Karangawen, dan Guntur.

Ia menyebut, data luasan tanam pada 2021 seluas 1.405 hektare. Yakni Mranggen seluas 369 hektare, Karangawen 818 hektare, Guntur 218 hektare. (Adv/Sai-03)

Related Articles

- Advertisement -spot_img