Jepara, Kudusnews.id – Dikerjakan lebih dari 80 persen keluarga, mainan anak-anak menjadi penopang perekonomian Desa Karanganyar, Kecamatan Welahan, Kabupaten Jepara.
Produk yang dihasilkan dari desa ini memiliki pangsa pasar luas. Selain berbagai daerah di Indonesia, Malaysia telah menjadi pasar tetap kerajinan ini.
“Sekitar 5 persen produk kami diekspor ke Malaysia. Selebihnya berbagai daerah di dalam negeri, mulai Sumatera, Riau, Kalimantan, hingga wilayah Indonesia timur. Jadi kalau di daerah lain bertemu mainan seperti ini, bisa diyakini itu produk warga Karanganyar,” kata Ketua Kelompok Perajin Kitiran Mekar Jaya yang juga Ketua Kelompok Usaha Bersama (Kube) Berkah Jaya 4 Desa Karanganyar, Sumarno, belum lama ini.
Sumarno menyebut, pemasaran menjadi salah satu komponen utama berjalannya sebuah usaha. Selain pola tradisional berupa pemasaran langsung, produk mainan anak-anak yang dihasilkan warga Karanganyar juga dikirim ke berbagai daerah di Indenesia.
“Belakangan ini ada belasan warga kami yang punya banyak pelanggan baru setelah membuka pemasaran secara online. Meski permintaan belum sebanyak pelanggan lama, tapi tetap mengangkat penjualan,” kata Sumarno.
Warga Karanganyar tak kesulitan memenuhi permintaan pasar karena semua komponen yang dibutuhkan dalam mata rantai usaha, ada di desa itu. Selain pemasaran, komponen vital lainnya adalah penyedia bahan baku, pengusaha, dan tentu saja pekerja.
“Ada warga yang menjadi pengusaha. Sebagian lain membuka toko penyedia berbagai macam bahan baku. Lalu mayoritas warga menjadi pekerja. Di banyak tempat lain, kami melihat tidak ada yang memasarkan. Jadi wajar kalau usahanya tidak bisa jalan” jelasnya.
Penyedia bahan baku di Karanganyar, mendatangkan bahan dari luar. Ada juga yang bekerja sama dengan pemasok.
“Karet yang sesuai standar kualitas kami, didapat dari Medan. Eva mat atau warga sini menyebutnya spon, kami datangkan dari Tangerang dan Cirebon. Plat seng untuk as trotokan dari Surabaya. Mika untuk bahan kitiran juga dari luar daerah. Jadi pengusaha sini cukup membeli bahan itu di toko-toko penyedia bahan baku. Tak perlu ke luar desa.
Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku bersumber limbah, seperti tutup air mineral serta kaleng bekas kemasan susu atau sarden (untuk suara trotokan), sudah ada pengusaha barang rongsokan yang memasok. Warga Karanganyar tak perlu ngrosok,” katanya.
Pembinaan dan bantuan berbagai satuan kerja Pemerintah Kabupaten Jepara bahkan pemerintah provinsi, kementerian, dan perguruan tinggi, juga diakui sangat membantu warga Karanganyar. Berkembang sejak tahun 1975, beberapa kali desa ini mendapat berbagai bentuk bantuan untuk hingga menjadi sentra produksi mainan anak-anak. Bantuan itu mulai dari fasilitas pelatihan, kemudahan produksi, penentuan standar kualitas barang, pemasaran, gerbang identitas sentra, hingga peralatan produksi.
“Kami sudah 4 kali ke Jakarta berkat fasilitas-fasilitas tersebut, termasuk mewakili Jawa Tengah dalam lomba Kube berprestasi tingkat nasional. Kami sebagai wakil Jawa Tengah menempati peringkat ketujuh se-Indonesia,” katanya. (Sumber Pemkab Jepara-03)