35.7 C
Kudus
28 September 2023
spot_img

Penjualan Peti Jenazah Covid-19 Laris Manis

Tegal, Kudusnews.id – Permintaan pembuatan peti mati untuk jenazah Covid-19 di Kabupaten Tegal terus mengalami peningkatan.

Dilansir dari laman Suara.com jaringan media Jatengnews.id, Salah satu pembuat peti di Kelurahan Pakembaran, Kecamatan Slawi, Suhadi Haha mengatakan pesanan peti mati dari rumah sakit untuk jenazah pasien Covid-19 meningkat permintaannya hingga 30 persen dalam satu bulan terakhir.

‎”Mulai ada peningkatan (permintaan peti) lagi setelah Lebaran. Karena jumlah kasus lagi meningkat dan yang meninggal juga banyak,” kata pria yang akrab disapa Haha itu, Rabu (30/06/2021).

Dalam kurun waktu satu hingga dua minggu, enam hingga 10 peti mati bisa ia kirimkan ke rumah sakit. Padahal sebelumnya, jumlah yang dikirim hanya berkisar tujuh hingga delapan dalam jangka satu bulan.

Menurutnya, permintaan peti mati datang tanpa mengenal waktu. Tak hanya disibukkan di pagi atau siang, pesanan juga datang malam bahkan hingga dini hari.

Haha memperkirakan, peningkatan permintaan peti dari rumah sakit merupakan salah satu dampak arus mudik Lebaran kemarin.

‎Akibat tingginya permintaan peti ini, dirinya dengan empat pekerjanya tak jarang harus lembur untuk mengebut pengerjaan pesanan dari rumah sakit.

‎”Kadang pagi atau siang baru kirim dua atau tiga peti mati, malamnya ada pesanan lagi dua atau tiga tapi stok gak ada, akhirnya mendadak bikin dan dilembur,” ujarnya.

‎Haha menuturkan mayoritas pesanan peti mati datang dari RSUD dr Soeselo Slawi, Kabupaten Tegal. Permintaan juga pernah datang dari RSUD Suradadi, tapi menurutnya barang yang diminta tidak banyak karena di sana mereka juga membuat sendiri.

‎Peti mati yang dibuat Suhadi berukuran panjang dua meter dengan lebar 70 sentimeter. Selain menggunakan bahan kayu, dirinya juga menggunakan triplek.

“Kalau yang pakai triplek yang tebal biar cepat dan simpel,” katanya.

Adapun harga yang dipatok untuk satu peti mati yakni Rp1,2 juta. Nilai ini menurut Haha turun dari yang sebelumnya Rp1,4 juta.

“Harganya turun karena anggarannya tidak cukup, karena kasusnya naik. Kewalahan. Jadi dari rumah sakit minta harga diturunkan,” ucapnya.

‎Di sisi lain, kasus positif Covid-19 di Kabupaten Tegal hingga tanggal 29 Juni 2021 sendiri sudah mencapai 9.612 orang. Dari data tersebut, kasus aktif sebanyak 601 orang, sementara jumlah kematian tercatat 447 orang. (Suara.com-Devan)

Related Articles

- Advertisement -spot_img