Batang, Kudusnews.id – Ratusan santri yang hendak kembali ke pondok pesantren Lirboyo di Jawa Timur diwajibkan untuk menjalani tes usap antigen yang dan dinyatakan negatif Covid-19.
Pemerintah Kabupaten Batang bahkan memberikan layanan tes usap antigen gratis kepada seluruh santri. Prosedur tersebut diterapkan demi mencegah munculnya kasus Covid-19, khususnya klaster pesantren.
Ketua Himpunan Alumni Santri Lirboyo (Himasal) Kabupaten Batang, Miftakhudin Ridho menerangkan, kewajiban tes usap antigen diterapkan bagi santri baru maupun lama yang akan berangkat ke ponpes.
“Yang jelas mereka masuk pondok sudah steril dan negatif Covid-19. Lirboyo termasuk Pesantren Tangguh Covid-19 yang merupakan percontohan, tentu menerapkan prokes yang sangat ketat,” tegasnya dikutip dari laman resmi Pemprov Jateng Jumat (28/5/2021).
Bupati Batang Wihaji, menjelaskan, seluruh santri dinyatakan lolos tes usap antigen dengan hasil nonreaktif. Meskipun demikian, pihaknya tetap membekali para santri dengan multivitamin demi menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh mereka.
“Dan alhamdulilah dari 139 santri yang diberangkatkan, semuanya negatif,” ungkap Bupati Wihaji.
Bupati menambahkan, ketentuan bebas dari Covid-19 yang dibuktikan dengan hasil tes tersebut juga diterapkan oleh seluruh pondok pesantren di wilayah Kabupaten Batang.
“Khususnya para santri dari luar daerah yang akan kembali mengikuti pembelajaran di sejumlah ponpes di Batang juga sudah menjalani tes swab antigen terlebih dahulu,” imbaunya.
Wihaji juga mengharapkan seluruh santri asal Batang kelak bisa memberikan kontribusi positif bagi Kabupaten Batang yang akan menjadi kota industri dan pusat perantauan dari berbagai daerah, melalui pengembangan Kawasan Industri Terpadu Batang (KIT).
“Masa depan Batang ada di warganya, termasuk para santri dalam kurun waktu 5-10 tahun mendatang. Diperkirakan ada 100 ribu hingga 300 ribu warga Batang maupun luar luar daerah yang nanti akan kerja di sana,” terangnya.
Ia menegaskan, para santri lulusan SMA maupun Madrasah Aliyah dapat berperan dalam dunia industri, termasuk menjadi bagian dari pabrik Nestle yang nantinya membutuhkan banyak pasokan susu sapi, sementara santri yang ingin berwirausaha bisa menjadi pelaku UMKM yang produktif karena turunan bisnis dari keberadaan KITB sangat beragam.
Senada, Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat, berpesan kepada seluruh santri agar kelak bisa kembali ke daerah masing-masing dan berpartisipasi dalam pembangunan daerahnya.
“Setelah mendapat ilmu agama yang cukup, segera kembali ke daerah asal masing-masing. Masyarakat menunggu kiprah alumni santri Lirboyo,” ungkap Bupati Afif.
Sementara itu, Ketua Himasal Kabupaten Wonosobo, Achmad Fadlun menambahkan, semua santri dari Wonosobo yang diberangkatkan ke Lirboyo telah menjalani rapid test di Rumah Sakit dengan hasil 100 persen non reaktif. Selain itu, mereka telah menjalani karantina selama tujuh hari sebelum berangkat.
“Di Jawa Tengah dari 27 Cabang Himasal, secara serentak, ada 6.192 santri yang diberangkatkan ke Lirboyo. Mereka berangkat dengan 121 bus, lima (mobil) elf, dan delapan mobil pribadi. Sampai di Lirboyo para santri juga akan dilakukan pemeriksaan kesehatan ulang,” ujar Fadlun, belum lama ini. (Naz-03)