Semarang, Kudusnews.id – Dalam memperingati Syawalan warga Pedurungan Semarang melakukan bagi-bagi Kupat Jembut. Hal tersebut dilakukan untuk mempererat silaturahmi antar warga.
Nama Kupat Jembut sekilas terdengar sedikit tabu. Namun, bagi warga Kota Semarang sebutan makanan yang satu ini sudah familiar di telinga. Karena, setiap tahun saat perayaan syawalan masyarakat di sana tetap melestarikan tradisi bagi-bagi ketupat itu.
Kupat Jembut, atau orang unum menyebutnya Kupat Sumpel karena kupat tersebut beda. Yang membedakan yaitu adanya tambahan kecambah di tengah ketupat yang dibelah tengahnya dan menonjol sampai keluar. Cara memakanya juga dicampur dengan lalapan sayuran atau urap.
Ketua RW 1 Kelurahan Pedurungan Tengah, Wasi Darono mengatakan, tradisi bagi – bagi Kupat Jembut sudah berlangsung sejak puluhan tahun lalu dan dilaksanakan saat syawalan saja.
“Jadi ini tradisi sesepuh kita dan tinggal melanjutkan saat syawalan dengan membuat Kupat Jembut atau Ketupat Sumpel,” ucapnya saat memandu membagikan kupat, Kamis (20/5/2021).
Ia mengatakan, sampai saat ini, antusiasme warga yang melestarikan tradisi syawalan itu masih tinggi. Bahkan, sebelum virus Covid 19 melanda, dilakukan dengan cara berebut dan diawali dengan pesta petasan setelah subuh.
“Karena pandemi ini kita sesuaikan dengan membagikan ke anak-anak. Setiap rumah yang membuat kupat sumpel akan di datangi bergiliran,” ucapnya.
Ia menambahkan, tradisi ini merupakan sarana menjalin rasa kebersamaan dan saling berbagi kepada sanak saudara dan tetangga sekitar.
“Harapanya warga masyarakat tetap merawat tradisi ini dalam rangka untuk menjalin silaturahim dan ukhuwah kebersamaan dalam masyarakat,” imbuhnya.
Sementara itu, salah satu warga, Tri Martiningsih meengaku senang sekali mengikuti tradisi ini. Ia selalu menunggu perayaan ini. Menurutnya, tardisi semacam ini perlu terus dilestarikan.
“Yang pasti senang karena ini tradisi leluhur yang harus tetap dilestarikan,” ucapnya saat mengantar anaknya. (Majid-03)